Rabu, 15 Februari 2012

Manajemen RS

Perkembangan Rumah sakit saat ini mengalami transformasi besar. Pada masa sekarang rumah sakit sedang berada dalam suasana global dan bersaing dengan pelayanan kesehatan alternatif seperti dukun dan tabib. Pada keadaan demikian pelayanan rumah sakit sebaiknya dikelola dengan dasar konsep manajemen yang mempunyai etika. Tanpa konsep manajemen yang jelas, perkembangan rumah sakit di Indonesia akan berjalan lambat. Hal ini dapat diihat pada perkembangan aspek keuangan rumah sakit. Infrastruktur keuangan rumah sakit pemerintah sangat buruk karena belum ada pemahaman bahwa sistem keuangan harus berdasarkan sistem akuntansi yang benar. Sebagai ilustrasi, pada suatu pertemuan pembahasan sistem keuagan di rumah sakit pemerintah milik pusat tahun 1995 teridentifikasi bahwa penyusun sistem keuangan rumah sakit ternyata para dokter yang sehari-hari masih melakukan praktek klinis. Akibatnya, waktu itu sistem akuntansi rumah sakit pemerintah pusat praktis tidak mengacu pada kaidah-kaidah akuntansi yang disusun oleh akuntan.

Maka dalam kegiatan organisasi rumah sakit yang kompleks pengalaman saja tidak cukup, penanganannya tak bisa lagi atas dasar kira-kira atau selera, hal ini disebabkan : 1.      Sumber daya yang makin sulit dan mahal. 2.      Era kompetisi yang menuntut pelayanan prima. 3.      Tuntutan masyarakat yang makin berkebang. 

Manajemen profesional berarti melaksanakan manajemen dengan tatacara yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka memerlukan orang yang terlatih pula secara benar dan tepat. Dalam rangka melaksanakan pelayanan yang berorientasi pada pasien, dan menjaga mutu pelayanan perlu dengan manajemen profesional yang handal, dengan demikian segala hal yang diperlukan akan tersedia dalam bentuk : 1.      Tepat jumlah. 2.      Tepat waktu. 3.      Tepat sasaran. Walaupun dulu manajemen banyak sebagai seni dari pada pengetahuan, tapi sekarang ini telah berubah ke aspek manajemen yang cangih, dan membutukan pembinaan, pendidikan dan profesionalisme.  

Pengertian Manajemen 

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Sedangkan menurut etimologi Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen Rumah Sakit adalah “koordinasi antara berbagai sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, ada kemampuan pengendalian untuk mencapai tujuan.
Tujuan Manajemen Rumah Sakit seperti berikut ini :
1.      Menyiapkan sumber daya.
2.      Mengevaluasi efektifitas.
3.      Mengatur pemekaian pelayanan.
4.      Efisiensi.
5.      Kualitas.
Pencapaian tujuan tersebut di atas dari penelitian ternyata diperlukan Manajemen Rumah Sakit, tanpa upaya manajemen tak akan mencapai tujuan.
Jadi Manajemen Rumah Sakit adalah “manajemen ilmu yang ada, dan masing-masing akan menunjukkan penekanan tertentu, yang penting diambil pada pokok fungsi manajemen dan unsur dari manajemen.


Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga yaitu:
1.      Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.      Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3.      Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
Beberapa ahli lain mengajukan berbagai fungsi manajemen diantarannya :

1.      PLANNING   : PERENCANAAN yaitu merencanakan kegiatan yang akan datang.
Perencanaan adalah proses untuk menyusun kerangka dan cara-cara mencapai tujuan di masa datang.
Dari pengertian yang penting diperhatikan adalah adanya :
a)      Proses
b)      Penyusunan kerangka dan cara pakai
c)      Tujuan di masa datang
Ternyata untuk pelaksanaannya diperlukan beberapa hal, yang makin besar organisasinnya akan membutuhkan staf yang khusus dan kemampuan khusus.
Dalam pelaksanaannya, perencanaan membutuhkan :
1)      Waktu
2)      Keterlibatan beragai pihak
3)      Kemampuan dan keterampilan tertentu
4)      Data dan informasi yang obyektif
Kadang-kadang kesulitan diatas dijadikan alasan untuk tidak membuat perencanaan, sehingga sebuah organisasi tanpa perencanaan laksana mobil menguragi jalanan tanpa rambu lalu lintas, arah dan tujuan.
Pelaksanaan perencanaan sering menghadapi berbagai hambatan dan tentu saja hambatan itu perlu dihilangkan. Kadang-kadang hambatan pokok yang sering dirasakan adanya kemalasan dan anggapan yang salah antara lain:
1)      Buat apa direncanakan bila tak terapai.
2)      Membuat perencanaan berarti akan memagari kreativitas.
3)      Perencanaan menambah pekerja baru.
Memang tidak mudah, tetapi yang penting harus dicoba dilaksanakan, lalu dievaluasi dan direncankan ulang sehingga akan menjadi lebih lancar dan menyenangkan. Bila harapan dan pemikiran dibuktikan, harus bisa menjadi salah satu kesenangan seorang perencana.
a)      Komponen Perencanaan
1.      Strategi, misi atau tujuan
2.      Penentuan program
3.      Alokasi sumber daya
4.      Data, Informasi dan aturan
b)      Analysis Trend
Dalam rangka pengolahan data menjadi informasi yang berguna bagi perencanaan, dapat dipergunakan cara-cara intuitif dan cara perhitungan. Cara perhitungan yang bisa digunakan diantarannya adalah analisis trend. Analisis ini merupakan bagian dari forecasting, yaitu perhitungan yang merupakan bagian dari forcasting, yaitu perhitungan perkiraan masa datang.
Analisis trend adalah : analisis kcenderungan masa datang atau dasar persamaan. Jenis-jenisnya antara lain seperti dibawah ini :
1.      Trend linier
-          Semi average
-          Mathemathics
-          Least square
2.      Trend non linier
-          Quadratic
-          Exponetial
Analisis trend yang terjadi di rumah sakit biasanya berbentuk linier, hal ini karena perkembangan yang secara umum profesional, kecuali bila ada wabah. Artinya jumlah yang sakit secara umum bertambah sesuai dengan pertambahan penduduk dengan presentasi tertentu.
Analisis trend linier terdiri dari 3 jenis di bawah ini
1.      Analisis trend linier semi everage
2.      Analisis trend linier matematik
3.      Analisis trend least squere
c)      Plan Of Action
Plan of action adalah rencana yang sifatnya arahan yang bisa dilaksanakan. Jadi berupa suatu rencana yang telah diatur agar bisa direncanakan.
Biasanya POA berlaku untuk program-program yang tertentu atau kegiatan tertentu. Hal ini dipergunkan agar :
1)      Tahap pelaksanaan bisa berjalan runtut.
2)      Tidak ada tahapan penting terlewati.
3)      Memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan kewajibannya.
Bagi yang bisa bekerja di lapangan sering hal ini dianggap menyita waktu, karena menganggap telah biasa melaksanakan. Keadaan seperti ini akan menghambat proses bekerja dari pengalaman.
Karena POA akan jelas :
1)      apa yang dilakukan
2)      bagaimana melakukan
3)      bagaimana cara mengukur hasil
Dengan POA yang tercatat, akan bisa dievaluasi untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan
d)     Komponen Plan of action
Bagaimana komponen atau tahap-tahap penting bagi POA yang harus ada. Dan harus menjamin :
1)      Kelengkapan rencana
2)      Urutan tahapan yang urut
3)      Jelas apa yag harus dikerjakan

2.      ORGANIZING: PENGORGANISASIAN yaitu mengatur agar setiap kegiatan dan sumber daya agar terorganisasi dengan baik.
Dalam rangka mengembangkan secara lebih konsepsional organisasi rumah sakit maka perlu adanya kejelasan-kejelasan yang memungkinkan pihak yayasan dan direksi bisa berpartisipasi aktif dalam melaksanakannya dengan bantuan yang jelas, untuk itu diperlukan sebagai berikut :
1.      Pengertian yang sama tentang tugas dan batasannya
2.      Adanya itikad untuk melaksanakan secara kosepsional dan konsisten
3.      Perlu secara bersama-sama memperbaiki dan mengembangkan lebih lanjut
Melaksanakannya secara runtut dan diharapkan mempunyai hasil yang baik, diperlukan pelatihan bagi pelaksana-pelaksana yang menjalankan, dan hal ini harus diprogramkan dan diperioritaskan untuk menjamin kesinambungan di masa datang.
Dalam perjalanan rumah sakit tentunya banyak tantangan, hambatan dan kekurangan yang ditemui dan tentunya banyak hal pula telah bisa diselesaikan, selanjutnya masih banyak pula yang harus diselesaikan lebih lanjut.
Di samping itu rumah sakit mempunyai beberapa kekuatan dan peluang yang telah dimanfaatkan dan masih harus terus diusahakan lebih lanjut, untuk bisa lebih jelas perlu adanya upaya sistematis kearah peran yayasan dan direksi yang secara bertahap dimanfaatkan, sebab kemajuan yang akan dicapai sekaligus pula merupakan beban yang harus ditanggulangi.
Kejalasan hal-hal tentang fungsi yayasan dan direksi perlu dibuat dalam bentuk operational sehingga memudahkan pelaksanaan dan menghindari salah tafsir, selanjutnya selain kejelasan diperlukan pula adanya pengrtian yang seragam.
Kerjasama yang harmonis antara yayasan dan direksi harus diniatkan dan dekembangkan menjadi upaya yang konsekuen dn konsisten tidak ada sstu konsepsi/pedoman operasional yang benar-benar memenuhi harapan semua pihak tetapi hendaklah menjadi harapan beberapa hal tertentu untuk disepakati dan yang lainnya dikembangkan sambil jalan. Sebab bila menunggu konsep/pedoman selesai secara lengkap maka tidak akan selesai dan situasi sudah berubah pula. Dalam hal ini kebesaran jiwa masing-masing pihak dalam menerima kekurangan yang ada akan bermanfaat.
Perkembangan organisasi rumah sakit bertujuan seperti berikut ini
1.      Adanya kejelasan tentang wewenang yayasan dan direksi dan gambaran struktur organissasi secara umum.
2.      Danya perbaikan dan penyesuaian sesuai dengan harapan masing-masing pihak yang terlibat di RS.
3.      Adanya kesempatan tentang pengembangan RS dari 2 hal di atas.
4.      Adanya kesepakatan untuk melekukan evaluasi secara berkala minimal 1 tahun sekali.

a)      Wewenang yayasan dan Direksi 
Yayasan dan Direksi punya fungsi masing-masing yang sifatnya seperti berikut:
1.      Memahami spesialisasi masing-masing.
2.      Fungsi yang dilakukan secara bersama.
Kejelasan masing-masing fungsi ini harus bisa diwujudkan secara operasional dalam bentuk wewenang masing-masing.
b)      Struktur organisasi
Banyak struktur organisasi yang bisa dipilih, tentunya yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan. Secara umum pemenuhan kebutuhan sangat tergantung dari :
1)      Tujuan organisasi
2)      Pelaksanaan
3)      Keadaan Rumah sakit
4)      Lingkungan rumah sakit
Untuk bisa memenuhi semua segi kembali harus berpedoman kepada perlunya kebesaran hati dalam menentukan dan secara bertahap dikembangkan.
Rumah sakit merupakan institusi yang kompleks memerlukan keterlibatan berbagai pihak dan perlu dikembangkan secara terus menerus. Dalam hal ini ada tiga hal penting yang perlu mendapat kejelasan seperti gambaran berikut ini.
1.      Keterkaitan yayasan dan direksi melalui pelaksanaan harian yayasan dan audit.
2.      Struktur organisasi direksi dan jajarannya
3.      Uraian tugas pemegang jabatan.

3.      ACTUATING        :  PELAKSANAAN yaitu melaksanakan dengan penuh tanggung jawab, dan menyesuaikan dengan situasi.
4.      CONTROLLING  : PENGENDALIAN yaitu mengendalikan agar pelaksanaan selalu sesuai dengan rencana dan mengarah pada pencapaian tujuan.
5.      EVALUATION     : EVALUASI yaitu menilai apakah rencana bisa didiskusikan dengan baik dan tujuan dapat dicapai, biaya penyimpangan, apa sebabnya dan bagaimana agar tidak terulang.
a)      Pola evaluasi  
Dalam rangka mengantisipasi suasana kompetitif dan nilai uang dari waktu, maka diperlukan adanya upaya yang relevan, upaya itu diantarannya :
1)        Sistem infomasi
2)        Pola pengendalian
3)        Pola evaluasi
Ketiganya harus merupakan suatu yang terkait, agar bermanfaat bagi manjemen.
Sistem informasi yang relevan dan akurat akan merupakan bhan yang bermanfaat dalam rangka pengendalian dan keduannya akan merupakan hal yang berguna bagi evaluasi.
Sistem informasi keuangan berarti :
1)      Data keuangan
2)      Proses
3)      Informasi keuangan
Pola pengendalian adalah pola yang memantau perkembangan secara terus menerus dari perkembangan keuangan.
Pola evaluasi adalah pola yang dicapai atau tidaknya tujuan yang telah ditentukan pada waktu tertentu.
Berbagai hal dalam kegiatan keuangan bisa diarahkan pada ketiga kelompok, sesuai dengan kebutuhan menajemen. Dalam hal ini yang akan diambil contoh adalah penerimaan, pengeluaran dan hubungannya dengan anggaran.
b)      Sistem informasi
Anggaran, ada bermacam-macam, sesuai dengan kepentingannya, maka untuk membuat sistem informasi tentu akan banyak pula jenisnya, untuk memudahkan maka perlu dipilih salah satu saja, sehingga penjelasan akan menjadi sederhana.
Anggaran akan penting artinya bagi tujuan dibawah ini.
1)      Persiapan petugas dalam melaksanakan dan menjadwalkan sumber daya yang diperlukan.
2)      Pengendlian kegiatan apakah sesuai atau tidak dengan pedoman.
3)      Evaluasi, sejauh mana pencapaian yang telah diperoleh.
Untuk mencapai tujuan, pengendalian dan evaluasi diperlukan informasi yang mendukung, informasi yang diperlukan dalam rangka pengendalian dan evaluasi, setidaknya harus menggambarkan hal berikut :
1.      Adanya gambaran perkembangan
Berarti kemajuan, kemunduran, kegagalan, dan jesalahan yang terjadi.
2.      Adanya gambaran pencapaian
Berarti sejauh mana pencapaian yang telah dicapai, sesuai atau nilai pada perkembangan waktu tertentu.
Jadi informasi menggambarkan hasil berupa angka-angka atau nilai pada perkembangan waktu tertentu.
Sistem informasi yang dibuat jangan terpaku pada perlunya komputer dan program komputer yang rumit, dengan bantuan kertas grafik dan spidol berwarna telah cukup memberikan gambaran. Selain itu informasi hanya merupakan salah satu unsur penunjang dalam pengambilan keputusan, jadi informasi yang canggih masih perlu diperhatikan 2 hal penting berikut.
1.      Interpretasi, berarti pemahaman akan wawasan informasi itu.
2.      Pemanfaatan, digunakan sebagai apa informasi itu, sebagai dasar atau pendukung.
Informasi yang canggih dengan cetakan komputer akan berkurang berarti bila kedua hal di atas lemah. Memang disadari interpretasi dan pemanfaatan tidak mudah tetapi harus terus dilatih agar berkembang.
c)      Anggaran penerimaan
Anggaran penerimaan akan menggambarkan target yang harus diterima dari berbagai sumber penerimaan. Pada dasarnya penerimaan akan merupakan sumber kelangsungan RS, maka pengendalian dan evaluasi diperlukan. Pengendalian penerimaan harus menggambarkan pencapaian yang telah diperoleh dibandingkan yang telah ditentukan.
Pembuatan sistem informasi bisa dalam bentuk dibawah ini
1.      Tahunan, yaitu dalam beberapa tahun.
2.      Bulanan, yaitu dalam beberapa bulan dalam 1 tahun.
3.      Harian, yaitu beberapa hari dalam sebulan atau setahun.
Untuk tidak menjadi rumit, maka yang akan dibuat bulanan dalam satu tahun, juga mata anggaran hanya akan ditampilkan secara global, dan beberapa saja, sehingga akan memudahkan.
Selain itu sistem informasi juga akan terkait erat dengan tingkatan manajeme, yang jelas makin tinggi tingkatan manajemen informasi menjadi lebih menyeluruh an tidak rinci lagi. Atas dasar pengertian ini sistem informasi yang dibuat untuk najemen tingkat atas, yaitu direktur atau wakil direktur.
d)     Pola pengendalian
Dengan informasi keuangan yang diperoleh bisa digunkan untuk melaksanakan pengenalian, informasi akan merupakan bahan bagi  pengendalian.
Podoman dalam pengendalian adalah sebagai berikut.
1.      Pemantauan yang terus menerus.
2.      Melihat perkembangan, yaitu kecenderungan atau trend
e)      Pola evaluasi
Dalam artian ini, evaluasi merupakan penilaian pada saat, maka perlu dilihat hal-hal dibawah ini.
1.      Patokan pencapaian tujuan, seperti anggaran, unit cost, dll
2.      Penciptaan tujuan.
3.      Berpikirlah “apa sebabnya?”
Jadi analisis ketidak pastian harus ditindak lanjuti dengan melakukan upaya lebih lanjut dalam rangka mencari penyebab.


Unsur Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
1.      Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
2.      Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3.      Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4.      Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
5.      Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
6.      Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Dalam kondisi sekarang ini hampir tidak mungkin semua sumber daya itu ada, yang penting adalah berusaha untuk memenfaatkan yang ada dan mengusahakan sebesar yang didapat.

Prinsip Manajemen

Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
1.      Pembagian kerja (Division of work)
2.      Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
3.      Disiplin (Discipline)
4.      Kesatuan perintah (Unity of command)
5.      Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6.      Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7.      Penggajian pegawai
8.      Pemusatan (Centralization)
9.      Hirarki (tingkatan)
10.  Ketertiban (Order)
11.  Keadilan dan kejujuran
12.  Stabilitas kondisi karyawan
13.  Prakarsa (Inisiative)
14.  Semangat kesatuan, semangat korps

Manajer

Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.

Tingkatan manajer

Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.

Peran Manajer

Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.

Keterampilan Manajer

Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1.      Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2.      Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3.      Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1.      Keterampilan Manajemen Waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam-sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2.      Keterampilan Membuat Keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

Etika Manajerial
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:
  • Perilaku terhadap karyawan
  • Perilaku terhadap organisasi
  • Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya


Kesimpulan
·         Tujuan Manajemen Rumah Sakit seperti berikut ini :
1.      Menyiapkan sumber daya.
2.      Mengevaluasi efektifitas.
3.      Mengatur pemekaian pelayanan.
4.      Efisiensi.
5.      Kualitas.
·         Fungsi Manajemen
1.      Planning   
2.      Organizing           
3.      Actuating 
4.      Controlling
5.      Evaluation


Saran
Dalam dunia kesehatan ilmu manajemen sangat dibutuhkan untuk mengatur segala operasional yang berkaitan dengan rumah sakit, agar berjalan selaras dengan tujuan yang ditetapkan oleh rumah sakit. Keterlibatan para dokter yang selama ini kita tahu yaitu berperan dalam kegiatan operasional dan kegitan medis dirasa sangat tidak maksimal karena dokter tidak tahu menahu tentang ilmu manajemen bagaimana untuk mengatur rumah sakit. Maka dari itu didalam rumah sakit perlu adanya Sarjana Kesehatan Masyarakat (Manajemen Rumah Sakit) yang diharapkan mampu secara baik mengatur semua kegiatan yang ada di dalam Rumah Sakit.


DAFTAR PUSTAKA
                                       
Trisnantoro, Laksosno.2005.Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah Sakit.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Dr. Dr. H. Sabarguna, Boy S, MRS, Drg. Listiani, Henny, M.Kes.2004.Organisasi Manajemen Rumah Sakit.Yogyakarta : Konsorsium

3 komentar:

  1. di sebut apakah Top manager dalam RS???

    BalasHapus
  2. hallo maaf saya mau tanyak dinamakan apa,
    top manager,middle manager dan lower manager dalam Rumah sakit???

    BalasHapus
    Balasan
    1. melihat srtruktur organisasinya kak .. topmanajer biasanya dsbt direktur, midle disebut manajer bagian contoh (manajer operasional, manajer marketing dll), dan low manajer disebut kasubbag/supervisor

      Hapus

Bagi teman-teman yang ingin berkomentar di persilahkan.
Terima kasih telah berkunjung :)