Perkembangan Rumah sakit saat ini mengalami transformasi besar. Pada masa
sekarang rumah sakit sedang berada dalam suasana global dan bersaing dengan pelayanan kesehatan alternatif seperti dukun dan tabib. Pada
keadaan demikian pelayanan rumah sakit sebaiknya dikelola dengan dasar konsep
manajemen yang mempunyai etika. Tanpa konsep manajemen yang jelas, perkembangan
rumah sakit di Indonesia akan berjalan lambat. Hal ini dapat diihat pada
perkembangan aspek keuangan rumah sakit. Infrastruktur keuangan rumah sakit
pemerintah sangat buruk karena belum ada pemahaman bahwa sistem keuangan harus
berdasarkan sistem akuntansi yang benar. Sebagai ilustrasi, pada suatu
pertemuan pembahasan sistem keuagan di rumah sakit pemerintah milik pusat tahun
1995 teridentifikasi bahwa penyusun sistem keuangan rumah sakit ternyata para
dokter yang sehari-hari masih melakukan praktek klinis. Akibatnya, waktu itu
sistem akuntansi rumah sakit pemerintah pusat praktis tidak mengacu pada
kaidah-kaidah akuntansi yang disusun oleh akuntan.
Maka dalam kegiatan organisasi rumah sakit yang kompleks pengalaman saja tidak cukup, penanganannya tak bisa lagi atas dasar kira-kira atau selera, hal ini disebabkan : 1. Sumber daya yang makin sulit dan mahal. 2. Era kompetisi yang menuntut pelayanan prima. 3. Tuntutan masyarakat yang makin berkebang.
Manajemen profesional berarti melaksanakan manajemen dengan tatacara yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka memerlukan orang yang terlatih
pula secara benar dan tepat. Dalam rangka melaksanakan pelayanan yang berorientasi pada pasien, dan
menjaga mutu pelayanan perlu dengan manajemen profesional yang handal, dengan demikian
segala hal yang diperlukan akan tersedia dalam bentuk : 1.
Tepat jumlah. 2.
Tepat waktu. 3.
Tepat sasaran. Walaupun dulu manajemen banyak sebagai seni dari pada pengetahuan, tapi
sekarang ini telah berubah ke aspek manajemen yang cangih, dan membutukan
pembinaan, pendidikan dan profesionalisme.
Pengertian Manajemen
Kata Manajemen
berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif
dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Sedangkan
menurut etimologi Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia
(1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya
"mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang
berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège
yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris
yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal
dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari
bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.
Manajemen
Rumah Sakit adalah “koordinasi antara berbagai sumber daya melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, ada kemampuan pengendalian untuk mencapai
tujuan.
Tujuan
Manajemen Rumah Sakit seperti berikut ini :
1. Menyiapkan
sumber daya.
2. Mengevaluasi
efektifitas.
3. Mengatur
pemekaian pelayanan.
4. Efisiensi.
5. Kualitas.
Pencapaian
tujuan tersebut di atas dari penelitian ternyata diperlukan Manajemen Rumah
Sakit, tanpa upaya manajemen tak akan mencapai tujuan.
Jadi Manajemen Rumah Sakit adalah “manajemen ilmu yang ada, dan
masing-masing akan menunjukkan penekanan tertentu, yang penting diambil pada
pokok fungsi manajemen dan unsur dari manajemen.
Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen
pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi
manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi
tiga yaitu:
1.
Perencanaan (planning)
adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan
cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana
alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang
dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.
Pengorganisasian (organizing)
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan
yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas
yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,
bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas
tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3.
Pengarahan (directing)
adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha
untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
Beberapa ahli
lain mengajukan berbagai fungsi manajemen diantarannya :
1.
PLANNING :
PERENCANAAN yaitu merencanakan kegiatan yang akan datang.
Perencanaan adalah proses untuk menyusun kerangka dan
cara-cara mencapai tujuan di masa datang.
Dari
pengertian yang penting diperhatikan adalah adanya :
a) Proses
b) Penyusunan
kerangka dan cara pakai
c) Tujuan
di masa datang
Ternyata untuk pelaksanaannya diperlukan beberapa hal, yang
makin besar organisasinnya akan membutuhkan staf yang khusus dan kemampuan
khusus.
Dalam pelaksanaannya, perencanaan membutuhkan :
1)
Waktu
2)
Keterlibatan beragai pihak
3)
Kemampuan dan keterampilan tertentu
4)
Data dan informasi yang obyektif
Kadang-kadang kesulitan diatas dijadikan alasan untuk tidak
membuat perencanaan, sehingga sebuah organisasi tanpa perencanaan laksana mobil
menguragi jalanan tanpa rambu lalu lintas, arah dan tujuan.
Pelaksanaan perencanaan sering menghadapi berbagai hambatan
dan tentu saja hambatan itu perlu dihilangkan. Kadang-kadang hambatan pokok
yang sering dirasakan adanya kemalasan dan anggapan yang salah antara lain:
1)
Buat apa direncanakan bila tak terapai.
2)
Membuat perencanaan berarti akan memagari kreativitas.
3)
Perencanaan menambah pekerja baru.
Memang tidak mudah, tetapi yang penting harus dicoba
dilaksanakan, lalu dievaluasi dan direncankan ulang sehingga akan menjadi lebih
lancar dan menyenangkan. Bila harapan dan pemikiran dibuktikan, harus bisa
menjadi salah satu kesenangan seorang perencana.
a)
Komponen Perencanaan
1. Strategi,
misi atau tujuan
2. Penentuan
program
3. Alokasi
sumber daya
4. Data,
Informasi dan aturan
b)
Analysis Trend
Dalam rangka pengolahan data menjadi informasi yang berguna bagi
perencanaan, dapat dipergunakan cara-cara intuitif dan cara perhitungan. Cara
perhitungan yang bisa digunakan diantarannya adalah analisis trend. Analisis
ini merupakan bagian dari forecasting, yaitu perhitungan yang merupakan bagian
dari forcasting, yaitu perhitungan perkiraan masa datang.
Analisis trend adalah : analisis kcenderungan masa datang atau dasar
persamaan. Jenis-jenisnya antara lain seperti dibawah ini :
1.
Trend linier
-
Semi average
-
Mathemathics
-
Least square
2.
Trend non linier
-
Quadratic
-
Exponetial
Analisis trend yang terjadi di rumah sakit biasanya berbentuk linier, hal
ini karena perkembangan yang secara umum profesional, kecuali bila ada wabah.
Artinya jumlah yang sakit secara umum bertambah sesuai dengan pertambahan
penduduk dengan presentasi tertentu.
Analisis trend linier terdiri dari 3 jenis di bawah ini
1.
Analisis trend linier semi everage
2.
Analisis trend linier matematik
3.
Analisis trend least squere
c)
Plan Of Action
Plan of action adalah rencana yang sifatnya arahan yang bisa dilaksanakan.
Jadi berupa suatu rencana yang telah diatur agar bisa direncanakan.
Biasanya POA berlaku untuk program-program yang tertentu atau kegiatan
tertentu. Hal ini dipergunkan agar :
1)
Tahap pelaksanaan bisa berjalan runtut.
2)
Tidak ada tahapan penting terlewati.
3)
Memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan
kewajibannya.
Bagi yang bisa bekerja di lapangan sering hal ini dianggap menyita waktu,
karena menganggap telah biasa melaksanakan. Keadaan seperti ini akan menghambat
proses bekerja dari pengalaman.
Karena POA akan jelas :
1)
apa yang dilakukan
2)
bagaimana melakukan
3)
bagaimana cara mengukur hasil
Dengan POA yang tercatat, akan bisa dievaluasi untuk dapat meningkatkan
mutu pelayanan
d) Komponen
Plan of action
Bagaimana komponen atau tahap-tahap penting bagi POA yang harus ada. Dan
harus menjamin :
1)
Kelengkapan rencana
2)
Urutan tahapan yang urut
3)
Jelas apa yag harus dikerjakan
2.
ORGANIZING: PENGORGANISASIAN yaitu mengatur agar setiap
kegiatan dan sumber daya agar terorganisasi dengan baik.
Dalam rangka mengembangkan secara lebih konsepsional
organisasi rumah sakit maka perlu adanya kejelasan-kejelasan yang memungkinkan
pihak yayasan dan direksi bisa berpartisipasi aktif dalam melaksanakannya
dengan bantuan yang jelas, untuk itu diperlukan sebagai berikut :
1.
Pengertian yang sama tentang tugas dan batasannya
2.
Adanya itikad untuk melaksanakan secara kosepsional dan
konsisten
3.
Perlu secara bersama-sama memperbaiki dan mengembangkan
lebih lanjut
Melaksanakannya secara runtut dan diharapkan mempunyai hasil
yang baik, diperlukan pelatihan bagi pelaksana-pelaksana yang menjalankan, dan
hal ini harus diprogramkan dan diperioritaskan untuk menjamin kesinambungan di
masa datang.
Dalam perjalanan rumah sakit tentunya banyak tantangan,
hambatan dan kekurangan yang ditemui dan tentunya banyak hal pula telah bisa
diselesaikan, selanjutnya masih banyak pula yang harus diselesaikan lebih
lanjut.
Di samping itu rumah sakit mempunyai beberapa kekuatan dan
peluang yang telah dimanfaatkan dan masih harus terus diusahakan lebih lanjut,
untuk bisa lebih jelas perlu adanya upaya sistematis kearah peran yayasan dan
direksi yang secara bertahap dimanfaatkan, sebab kemajuan yang akan dicapai
sekaligus pula merupakan beban yang harus ditanggulangi.
Kejalasan hal-hal tentang fungsi yayasan dan direksi perlu
dibuat dalam bentuk operational sehingga memudahkan pelaksanaan dan menghindari
salah tafsir, selanjutnya selain kejelasan diperlukan pula adanya pengrtian
yang seragam.
Kerjasama yang harmonis antara yayasan dan direksi harus
diniatkan dan dekembangkan menjadi upaya yang konsekuen dn konsisten tidak ada
sstu konsepsi/pedoman operasional yang benar-benar memenuhi harapan semua pihak
tetapi hendaklah menjadi harapan beberapa hal tertentu untuk disepakati dan
yang lainnya dikembangkan sambil jalan. Sebab bila menunggu konsep/pedoman
selesai secara lengkap maka tidak akan selesai dan situasi sudah berubah pula.
Dalam hal ini kebesaran jiwa masing-masing pihak dalam menerima kekurangan yang
ada akan bermanfaat.
Perkembangan organisasi rumah sakit bertujuan seperti berikut
ini
1.
Adanya kejelasan tentang wewenang yayasan dan direksi
dan gambaran struktur organissasi secara umum.
2.
Danya perbaikan dan penyesuaian sesuai dengan harapan
masing-masing pihak yang terlibat di RS.
3.
Adanya kesempatan tentang pengembangan RS dari 2 hal di
atas.
4.
Adanya kesepakatan untuk melekukan evaluasi secara
berkala minimal 1 tahun sekali.
a)
Wewenang yayasan dan Direksi
Yayasan dan Direksi punya fungsi masing-masing yang sifatnya
seperti berikut:
1. Memahami
spesialisasi masing-masing.
2. Fungsi
yang dilakukan secara bersama.
Kejelasan masing-masing fungsi ini harus bisa diwujudkan
secara operasional dalam bentuk wewenang masing-masing.
b)
Struktur organisasi
Banyak struktur organisasi yang bisa dipilih, tentunya yang
baik adalah sesuai dengan kebutuhan. Secara umum pemenuhan kebutuhan sangat
tergantung dari :
1)
Tujuan organisasi
2)
Pelaksanaan
3)
Keadaan Rumah sakit
4)
Lingkungan rumah sakit
Untuk bisa
memenuhi semua segi kembali harus berpedoman kepada perlunya kebesaran hati
dalam menentukan dan secara bertahap dikembangkan.
Rumah sakit merupakan institusi yang kompleks memerlukan
keterlibatan berbagai pihak dan perlu dikembangkan secara terus menerus. Dalam
hal ini ada tiga hal penting yang perlu mendapat kejelasan seperti gambaran
berikut ini.
1.
Keterkaitan yayasan dan direksi melalui pelaksanaan
harian yayasan dan audit.
2.
Struktur organisasi direksi dan jajarannya
3.
Uraian tugas pemegang jabatan.
3.
ACTUATING : PELAKSANAAN yaitu melaksanakan dengan penuh
tanggung jawab, dan menyesuaikan dengan situasi.
4.
CONTROLLING :
PENGENDALIAN yaitu mengendalikan agar pelaksanaan selalu sesuai dengan rencana
dan mengarah pada pencapaian tujuan.
5.
EVALUATION :
EVALUASI yaitu menilai apakah rencana bisa didiskusikan dengan baik dan tujuan
dapat dicapai, biaya penyimpangan, apa sebabnya dan bagaimana agar tidak
terulang.
a)
Pola evaluasi
Dalam rangka mengantisipasi suasana kompetitif dan
nilai uang dari waktu, maka diperlukan adanya upaya yang relevan, upaya itu
diantarannya :
1)
Sistem infomasi
2)
Pola pengendalian
3)
Pola evaluasi
Ketiganya
harus merupakan suatu yang terkait, agar bermanfaat bagi manjemen.
Sistem informasi yang relevan dan akurat akan merupakan
bhan yang bermanfaat dalam rangka pengendalian dan keduannya akan merupakan hal
yang berguna bagi evaluasi.
Sistem informasi keuangan berarti :
1)
Data keuangan
2)
Proses
3)
Informasi keuangan
Pola pengendalian adalah pola yang memantau
perkembangan secara terus menerus dari perkembangan keuangan.
Pola evaluasi adalah pola yang dicapai atau tidaknya
tujuan yang telah ditentukan pada waktu tertentu.
Berbagai hal dalam kegiatan keuangan bisa diarahkan
pada ketiga kelompok, sesuai dengan kebutuhan menajemen. Dalam hal ini yang
akan diambil contoh adalah penerimaan, pengeluaran dan hubungannya dengan
anggaran.
b)
Sistem informasi
Anggaran, ada bermacam-macam, sesuai dengan
kepentingannya, maka untuk membuat sistem informasi tentu akan banyak pula
jenisnya, untuk memudahkan maka perlu dipilih salah satu saja, sehingga
penjelasan akan menjadi sederhana.
Anggaran akan penting artinya bagi tujuan dibawah ini.
1)
Persiapan petugas dalam melaksanakan dan menjadwalkan
sumber daya yang diperlukan.
2)
Pengendlian kegiatan apakah sesuai atau tidak dengan
pedoman.
3)
Evaluasi, sejauh mana pencapaian yang telah diperoleh.
Untuk mencapai tujuan, pengendalian dan evaluasi
diperlukan informasi yang mendukung, informasi yang diperlukan dalam rangka
pengendalian dan evaluasi, setidaknya harus menggambarkan hal berikut :
1.
Adanya gambaran perkembangan
Berarti kemajuan, kemunduran, kegagalan, dan jesalahan yang terjadi.
2.
Adanya gambaran pencapaian
Berarti sejauh mana pencapaian yang telah dicapai, sesuai atau nilai
pada perkembangan waktu tertentu.
Jadi informasi menggambarkan hasil berupa angka-angka
atau nilai pada perkembangan waktu tertentu.
Sistem informasi yang dibuat jangan terpaku pada
perlunya komputer dan program komputer yang rumit, dengan bantuan kertas grafik
dan spidol berwarna telah cukup memberikan gambaran. Selain itu informasi hanya
merupakan salah satu unsur penunjang dalam pengambilan keputusan, jadi
informasi yang canggih masih perlu diperhatikan 2 hal penting berikut.
1.
Interpretasi, berarti pemahaman akan wawasan informasi
itu.
2.
Pemanfaatan, digunakan sebagai apa informasi itu,
sebagai dasar atau pendukung.
Informasi yang canggih dengan cetakan komputer
akan berkurang berarti bila kedua hal di atas lemah. Memang disadari
interpretasi dan pemanfaatan tidak mudah tetapi harus terus dilatih agar
berkembang.
c)
Anggaran penerimaan
Anggaran penerimaan akan menggambarkan target
yang harus diterima dari berbagai sumber penerimaan. Pada dasarnya penerimaan
akan merupakan sumber kelangsungan RS, maka pengendalian dan evaluasi
diperlukan. Pengendalian penerimaan harus menggambarkan pencapaian yang telah
diperoleh dibandingkan yang telah ditentukan.
Pembuatan sistem informasi bisa dalam bentuk
dibawah ini
1.
Tahunan, yaitu dalam beberapa tahun.
2.
Bulanan, yaitu dalam beberapa bulan dalam 1 tahun.
3.
Harian, yaitu beberapa hari dalam sebulan atau setahun.
Untuk tidak menjadi rumit, maka yang akan
dibuat bulanan dalam satu tahun, juga mata anggaran hanya akan ditampilkan
secara global, dan beberapa saja, sehingga akan memudahkan.
Selain itu sistem informasi juga akan terkait
erat dengan tingkatan manajeme, yang jelas makin tinggi tingkatan manajemen
informasi menjadi lebih menyeluruh an tidak rinci lagi. Atas dasar pengertian
ini sistem informasi yang dibuat untuk najemen tingkat atas, yaitu direktur
atau wakil direktur.
d)
Pola pengendalian
Dengan informasi keuangan yang diperoleh bisa
digunkan untuk melaksanakan pengenalian, informasi akan merupakan bahan
bagi pengendalian.
Podoman dalam pengendalian adalah sebagai
berikut.
1.
Pemantauan yang terus menerus.
2.
Melihat perkembangan, yaitu kecenderungan atau trend
e) Pola
evaluasi
Dalam artian ini, evaluasi merupakan penilaian
pada saat, maka perlu dilihat hal-hal dibawah ini.
1.
Patokan pencapaian tujuan, seperti anggaran, unit cost,
dll
2.
Penciptaan tujuan.
3.
Berpikirlah “apa sebabnya?”
Jadi analisis ketidak pastian harus
ditindak lanjuti dengan melakukan upaya lebih lanjut dalam rangka mencari
penyebab.
Unsur Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools).
Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan.
Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines,
method, dan markets.
1.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang
dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia
adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula
yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses
kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu,
manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai
tujuan.
2.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang
tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji
tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil
yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw
material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih
baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4.
Machine atau Mesin digunakan untuk
memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan
efesiensi kerja.
5.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang
memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode
baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama
dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
6.
Market atau pasar adalah tempat di mana
organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah
barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka
proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan
berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti
menyebarkan hasil
produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar
dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera
konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Dalam kondisi sekarang ini hampir tidak mungkin semua sumber daya itu
ada, yang penting adalah berusaha untuk memenfaatkan yang ada dan mengusahakan
sebesar yang didapat.
Prinsip
Manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang
berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen
yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
1.
Pembagian kerja (Division of work)
2.
Wewenang dan tanggung jawab (Authority
and responsibility)
3.
Disiplin (Discipline)
4.
Kesatuan perintah (Unity of command)
5.
Kesatuan pengarahan (Unity of
direction)
6.
Mengutamakan kepentingan organisasi di
atas kepentingan sendiri
7.
Penggajian pegawai
8.
Pemusatan (Centralization)
9.
Hirarki (tingkatan)
10.
Ketertiban (Order)
11.
Keadilan dan kejujuran
12.
Stabilitas kondisi karyawan
13.
Prakarsa (Inisiative)
14.
Semangat kesatuan, semangat korps
Manajer
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Tingkatan manajer
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan
menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama
(biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih
besar di bagian bawah daripada di puncak).
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula
dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling
rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang
terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor),
manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau
mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua
manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan
bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer
menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau
manajer divisi.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive
officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum
dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief
Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief
Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada
organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan
oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek
lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
Peran
Manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu
manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di
tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga
kelompok. yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan
kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran
sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah
peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar
informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran
pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah
masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang
dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.
Keterampilan
Manajer
Robert L. Katz pada tahun 1970-an
mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.
Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1.
Keterampilan konseptual (conceptional
skill)
Manajer
tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi.
Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi
suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses
penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut
sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu,
keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana
kerja.
2.
Keterampilan berhubungan dengan
orang lain (humanity skill)
Selain
kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan
berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut
juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu
diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi
yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai
dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun
bawah.
3.
Keterampilan teknis (technical
skill)
Keterampilan
ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat
kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin
menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1.
Keterampilan Manajemen Waktu
Merupakan
keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan
waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew
Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji
$2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per
minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah
$800 per jam-sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap
menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu
saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu
yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti
membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2.
Keterampilan Membuat Keputusan
Merupakan
kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam
memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi
seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin
mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer
harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil
untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif
yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir,
manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta
mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Etika Manajerial
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam
pekerjaan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:
- Perilaku terhadap karyawan
- Perilaku terhadap organisasi
- Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Kesimpulan
·
Tujuan Manajemen Rumah Sakit seperti berikut ini
:
1.
Menyiapkan sumber daya.
2.
Mengevaluasi efektifitas.
3.
Mengatur pemekaian pelayanan.
4.
Efisiensi.
5.
Kualitas.
·
Fungsi Manajemen
1. Planning
2. Organizing
3. Actuating
4. Controlling
5. Evaluation
Saran
Dalam
dunia kesehatan ilmu manajemen sangat dibutuhkan untuk mengatur segala
operasional yang berkaitan dengan rumah sakit, agar berjalan selaras dengan
tujuan yang ditetapkan oleh rumah sakit. Keterlibatan para dokter yang selama
ini kita tahu yaitu berperan dalam kegiatan operasional dan kegitan medis
dirasa sangat tidak maksimal karena dokter tidak tahu menahu tentang ilmu
manajemen bagaimana untuk mengatur rumah sakit. Maka dari itu didalam rumah
sakit perlu adanya Sarjana Kesehatan Masyarakat (Manajemen Rumah Sakit) yang
diharapkan mampu secara baik mengatur semua kegiatan yang ada di dalam Rumah
Sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Trisnantoro,
Laksosno.2005.Memahami Penggunaan Ilmu
Ekonomi Dalam Manajemen Rumah Sakit.Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Dr. Dr. H.
Sabarguna, Boy S, MRS, Drg. Listiani, Henny, M.Kes.2004.Organisasi Manajemen Rumah Sakit.Yogyakarta : Konsorsium
di sebut apakah Top manager dalam RS???
BalasHapushallo maaf saya mau tanyak dinamakan apa,
BalasHapustop manager,middle manager dan lower manager dalam Rumah sakit???
melihat srtruktur organisasinya kak .. topmanajer biasanya dsbt direktur, midle disebut manajer bagian contoh (manajer operasional, manajer marketing dll), dan low manajer disebut kasubbag/supervisor
Hapus