Lemak atau lipid adalah suatu zat
yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses
metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber
yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam
sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Tapi taukah anda lemak beresiko
menyebabkan penyakit yang berbahaya?
Lemak yang dapat menimbulkan penyakit adalah
kolesterol. Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat.
Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan
komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk
pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang
sehat), hormon seks (contohnya
Estrogen & Testosteron) dan asam
empedu (untuk fungsi pencernaan ).
Kolesterol tubuh berasal dari hasil
pembentukan di dalam tubuh (sekitar 500 mg/hari) dan dari makanan yang dimakan.
Pembentukan kolesterol di dalam tubuh terutama terjadi di hati (50% total
sintesis) dan sisanya di usus, kulit, dan semua jaringan yang mempunyai sel-sel
berinti. Jenis-jenis makanan yang banyak mengandung kolesterol antara lain
daging (sapi maupun unggas), ikan dan produk susu. Makanan yang berasal dari
daging hewan biasanya banyak mengandung kolesterol, tetapi makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan tidak mengandung kolesterol.
Namun kolesterol yang berlebihan/hiperkolesterolemia
menyebabkan penyakit yang berbahaya, salah satunya adalah Diabetes Melitus Tipe
2/DM2. Penyakit ini salah satunya disebabkan meningkatnya kadar lipid dalam
darah dan obesitas/penumpukan lemak yang berlebihan /kegemukan. Saya mengangkat
tema Diabetes melitus Tipe 2 karena sangat berkaitan erat dengan lemak sebagai
penyebab utama penyakit ini.
Penyakit diabetes mellitus (DM) yang
lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan penyakit kencing manis merupakan
salah satu penyakit yang prevalensinya kian meningkat.
Kini, jumlah penderita diabetes di
Indonesia semakin bertambah. Tidak hanya orang tua, remaja dan dewasa muda pun
ternyata juga diserang penyakit gula. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO)
pada tahun 2003 tercatat hampir 200 juta orang di dunia menderita diabetes dan
diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita bisa mencapai sekitar 330 juta
jiwa.
Sementara di Indonesia sendiri, berdasarkan data WHO pada tahun 2003 tercatat lebih dari 13 juta penderita diabetes, dari jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 20 juta penderita pada tahun 2030.
Peningkatan prevalensi DM menunjukkan pentingnya upaya pencegahan. DM timbul karena faktor keturunan dan perilaku. Dapat dikatakan bahwa faktor keturunan itu berjalan lambat, sedangkan pandemi DM saat ini merupakan cerminan perubahan gaya hidup.
Sementara di Indonesia sendiri, berdasarkan data WHO pada tahun 2003 tercatat lebih dari 13 juta penderita diabetes, dari jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 20 juta penderita pada tahun 2030.
Peningkatan prevalensi DM menunjukkan pentingnya upaya pencegahan. DM timbul karena faktor keturunan dan perilaku. Dapat dikatakan bahwa faktor keturunan itu berjalan lambat, sedangkan pandemi DM saat ini merupakan cerminan perubahan gaya hidup.
Faktor keturunan merupakan faktor
yang tidak dapat diubah, tetapi faktor lingkungan yang berkaitan dengan gaya
hidup seperti kurang berolahraga dan asupan nutrisi yang berlebihan serta
kegemukan merupakan faktor yang dapat diperbaiki.Tidak diragukan bahwa nutrisi
merupakan faktor yang penting untuk timbulnya DM tipe-2. Gaya hidup yang
kebarat-baratan dan hidup santai serta panjangnya angka harapan hidup merupakan
faktor yang meningkatkan prevalensi DM.
DIABETES MELITUS TIPE 2
Diabetes melitus tipe 2 atau sering juga disebut dengan Non Insuline
Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) merupakan penyakit diabetes yang disebabkan
oleh karena terjadinya resistensi tubuh terhadap efek insulin yang diproduksi
oleh sel beta pankreas. Keadaan ini akan menyebabkan kadar gula dalam darah
menjadi naik tidak terkendali. Kegemukan dan riwayat keluarga menderita kencing
manis diduga merupakan faktor resiko terjadinya penyakit ini.
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta yang terdapat
dalam pankreas. Pada keadaan normal, kadar insulin dalam darah akan berfluktuasi
tergantung kadar gula dalam darah. Kadar insulin akan meningkat sesaat setelah
makan dan akan menurun begitu kita tidak memakan sesuatu. Fungsi utama insulin
adalah mendistribusikan glukosa yang terdapat dalam darah ke seluruh tubuh guna
di metabolisme untuk menghasilkan energi. Bila kadar gula atau glukosa yang ada
melebihi kebutuhan maka kelebihan itu akan disimpan dalam hati. Simpanan
glukosa ini akan dilepaskan jika diperlukan misalnya saat tubuh kita kelaparan.
Saat seseorang menderita diabetes melitus tipe 2 maka ada dua
kemungkinan yang terjadi yaitu, sel beta yang terdapat dalam pankreas produksi
insulinya tidak mencukupi atau produksinya cukup namun tubuh resisten terhadap
insulin. Kedua keadaan ini akan menyebabkan kadar glukosa dalam darah akan
meningkat.
Untungnya tubuh mempunyai mekanisme yang sangat bagus untuk
memberitahukan kita bila terjadi suatu kelainan. Sangatlah penting untuk
mengetahui gejala diabetes melitus tipe 2 secara dini sebab semakin dini
pengobatan dilakukan maka akan semakin bagus hasilnya dan semakin kecil
kemungkinan terjadinya komplikasi.
Diabetes mellitus tipe 2 terdiri array disfungsi yang dihasilkan
dari kombinasi perlawanan terhadap tindakan insulin dan sekresi insulin tidak
memadai. Ini adalah gangguan yang ditandai dengan hiperglikemia dan yang
terkait dengan mikrovaskuler (yaitu, retina, ginjal, mungkin neuropati),
komplikasi macrovascular (yaitu, koroner, perifer pembuluh darah), dan
neuropati (yaitu, otonom, perifer).
Tidak seperti pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 , pasien dengan tipe 2 tidak
benar-benar tergantung pada insulin untuk hidup. Perbedaan ini merupakan dasar
untuk istilah yang lebih tua untuk tipe 1, dan 2 insulin dependent dan
non-insulin dependent diabetes. Namun, banyak pasien dengan diabetes tipe 2
akhirnya diobati dengan insulin. Karena mereka mempertahankan kemampuan untuk
mengeluarkan beberapa insulin endogen, mereka dianggap membutuhkan insulin
namun tidak bergantung pada insulin. Namun demikian, mengingat potensi
kebingungan karena klasifikasi berdasarkan perlakuan daripada etiologi,
istilah-istilah ini telah ditinggalkan.
Istilah lain yang lebih tua untuk diabetes mellitus tipe 2 adalah
diabetes onset dewasa. Saat ini, karena epidemik obesitas dan tidak aktif pada
anak-anak, diabetes mellitus tipe 2 yang terjadi pada umur yang lebih muda.
Meskipun diabetes mellitus tipe 2 biasanya mempengaruhi orang yang lebih tua
dari 40 tahun, telah didiagnosis pada anak-anak berumur 2 tahun yang memiliki
sejarah keluarga diabetes.
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan
perhatian medis jangka panjang baik untuk membatasi pengembangan komplikasi
yang merusak dan untuk mengatur mereka ketika mereka lakukan terjadi. Ini
adalah penyakit yang tidak proporsional mahal, di Amerika Serikat pada tahun
2002, biaya per kapita dari perawatan kesehatan adalah $ 13.243 untuk penderita
diabetes, sementara itu $ 2560 untuk mereka yang tidak diabetes. Departemen
darurat tingkat pemanfaatan oleh penderita diabetes adalah dua kali lipat dari
populasi tidak terpengaruh.
Diabetes tipe 2 ditandai oleh
kombinasi resistensi insulin perifer dan sekresi insulin yang tidak memadai
oleh sel beta pankreas. Resistensi insulin, yang telah dikaitkan dengan peningkatan
kadar asam lemak bebas dalam plasma, menyebabkan penurunan transpor glukosa ke
dalam sel otot, peningkatan produksi glukosa hati, dan meningkatkan penguraian
lemak.
Untuk tipe 2 diabetes mellitus
terjadi, baik cacat harus ada. Sebagai contoh, semua individu kelebihan berat
badan memiliki resistensi insulin, tetapi diabetes berkembang hanya pada mereka
yang tidak dapat meningkatkan sekresi insulin cukup untuk mengkompensasi
resistensi insulin mereka. Konsentrasi insulin mereka mungkin tinggi, namun
tidak tepat rendah untuk tingkat glycemia.
Pada diabetes tipe 2, pankreas
memproduksi insulin, namun sel-sel tubuh tidak meresponnya secara normal. Jenis
diabetes ini biasanya terkait dengan kegemukan dan beberapa kasus kehamilan
serta baru berjangkit pada usia di atas 40 tahun.
Kadar gula darah tinggi secara
lambat laun akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah dan saraf yang
mengakibatkan gangguan fungsi mata, ginjal dan saraf serta meningkatkan risiko serangan jantung, stroke dan impotensi.
Siklus Diabetes Melitus tipe 2 :
1. Lambung mengubah makanan menjadi
gula (glukosa)
2. Glukosa masuk ke dalam aliran
darah
3. Pankreas memproduksi insulin
4. Insulin masuk ke saluran darah
5. Glukosa tidak dapat masuk ke sel
tubuh, akibatnya glukosa menumpuk di pembuluh darah
Fungsi
Insulin
Insulin adalah hormon yang disekresi
oleh pankreas. Pankreas merupakan organ yang letaknya di belakang lambung dan
memiliki fungsi memproduksi enzim-enzim pencernaan dan hormon. Ketika
karbohidrat diserap dari usus halus ke dalam darah, pankreas akan terangsang
untuk melepaskan insulin secara proposial. Kebanyakan sel tubuh memiliki reseptor
insulin yang mengikat insulin yang beredar dalam tubuh. Dengan adanya reseptor
insulin tersebut, sel-sel dapat menyerap glukosa dari aliran darah ke dalam
sel. Sel memanfaatkan glukosa dan nutrisi lainnya sebagai energi.
Tanpa insulin, kita bisa banyak
makan tapi tetap merasa lapar karena banyak sel tubuh tidak menjaring glukosa
tanpa bantuan insulin. Inilah yang terjadi pada penderita diabetes tipe 1.
Gangguan pada produksi insulin di pankreas dapat menyebabkan kadar gula dalam
darah terganggu.
Gejala pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
§ Kelelahan yang luar biasa merupakan gejala yang paling awal
dirasakan oleh penderita diabetes melitus tipe 2. Pasien akan merasakan
tubuhnya lemas walaupun tidak melakukan aktifitas yang tidak terlalu berat.
Jadi, bila anda selalu merasa lelah dan mengantuk meskipun sebelumnya anda
tidak begadang, ada baiknya anda segera menemui dokter.
§ Penurunan berat badan secara drastis. Jika anda memakan makanan yang
berlebihan maka tubuh anda akan semakin gemuk. Kelebihan lemak dalam tubuh akan
menyebabkan resistensi tubuh terhadap insulin meningkat. Pada orang yang telah
menderita diabetes, walaupun ia makan makanan secara berlebihan tubuhnya tidak
menjadi gemuk dan malah mengurus hal ini disebabkan karena otot tidak
mendapatkan cukup energi untuk tumbuh.
§ Gangguan penglihatan. Kadar gula yang tinggi dalam darah akan
menarik cairan dalam sel keluar, hal ini akan menyebabkan sel menjadi keriput.
Keadaan ini juga terjadi pada lensa mata, sehingga lensa menjadi rusak dan
penderita akan mengalami gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan ini akan
membaik bila diabetes melitus berhasil ditangani dengan baik. Bila tidak
tertangani, gangguan penglihatan ini akan dapat memburuk dan menyebabkan
kebutaan.
§ Sering terinfeksi dan bila luka sulit sekali sembuh. Keadaan ini
bisa terjadi karena kuman tumbuh subur akibat dari tingginya kadar gula dalam
darah. Selain itu, jamur juga sangat menikmati tumbuh pada darah yang tinggi
kadar glukosanya.
§ Muncul perlahan-lahan sampai timbul
gangguan yang jelas.
Dalam
mendiagnosis penyakit DM tidak hanya dilihat pada adanya kadar glukosa dalam
air seni tapi juga yang paling penting, dilakukan pemeriksaan glukosa darah
dalam aliran darah.
Kadar glukosa darah waktu puasa : < 100 mg/dl
Kadar glukosa darah 2 jam sesudah puasa : < 140 mg/dl
Faktor risiko utama untuk diabetes
mellitus tipe 2 adalah sebagai berikut:
·
Umur lebih dari 45 tahun (meskipun, seperti disebutkan di
atas, tipe 2 diabetes melitus terjadi dengan meningkatnya frekuensi pada
individu muda)
·
Berat lebih besar dari 120% dari berat badan yang diinginkan
·
Riwayat keluarga diabetes tipe 2 pada seorang saudara
tingkat pertama (misalnya, orang tua atau saudara)
·
Hispanic, Native American, African American, Asian American,
atau Pasifik Strait Islander
·
Sejarah sebelumnya toleransi glukosa terganggu (TGT) atau
glukosa puasa terganggu (IFG)
·
Hipertensi (> 140/90 mm Hg) atau dislipidemia
(high-density lipoprotein [HDL] kadar kolesterol <40 mg / dL atau tingkat
trigliserida> 150 mg / dL)
·
Sejarah mellitus gestational diabetes atau melahirkan bayi
dengan berat lahir> £ 9
·
Sindrom ovarium polikistik (yang menyebabkan resistensi
insulin)
Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2
Gizi Sehat dan Seimbang :
1. Makanlah
aneka ragam makanan
Tidak
ada satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang mampu membuat
seseorang untuk hidup sehat dan produktif. Oleh karena itu setiap orang
termasuk penyandang DM perlu mengonsumsi aneka ragam makanan. Makan makanan
yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur.
2. Makanlah
untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan pertahankan berat badan normal)
Kelebihan
gizi terutama makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat dapat menimbulkan
kegemukan yang berujung timbulnya DM. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
penurunan berat badan sedang pada orang gemuk dan kemudian dipertahankan dapat
menurunkan risiko timbulnya DM tipe 2.
Mempertahankan
berat badan normal/ideal sesuai dengan umur dan tinggi badan diperlukan untuk
pencegahan DM. Peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi makan adalah cara
yang baik untuk penurunan berat badan.
Kebutuhan
energi seseorang bergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan
dan kegiatan fisik, keadaan penyakit dan pengobatannya.
3.
Makanlah makanan sumber karbohidrat, sebagian dari kebutuhan energi (pilihlah
karbohidrat kompleks dan serat, batasi karbohidrat sederhana yang (refined)
4. Batasi
konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat kecukupan energi
Lemak dan minyak dalam makanan berguna untuk memenuhi kebutuhan energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta menambah lezatnya makanan. Bagi kebanyakan penduduk Indonesia, khususnya yang tinggal di pedesaan konsumsi lemak/minyak masih sangat rendah sehingga perlu ditingkatkan, sedangkan konsumsi lemak pada penduduk perkotaan sudah perlu diwaspadai karena cenderung berlebihan.
Lemak dan minyak dalam makanan berguna untuk memenuhi kebutuhan energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta menambah lezatnya makanan. Bagi kebanyakan penduduk Indonesia, khususnya yang tinggal di pedesaan konsumsi lemak/minyak masih sangat rendah sehingga perlu ditingkatkan, sedangkan konsumsi lemak pada penduduk perkotaan sudah perlu diwaspadai karena cenderung berlebihan.
Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani
berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit
jantung koroner. Membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita
penyakit jantung koroner karena lemak ikan mengandung asam lemak omega-3.
Mengurangi
asupan lemak, terutama lemak jenuh dapat menurunkan risiko DM. Beberapa contoh
sumber asupan lemak jenuh adalah makanan yang dimasak dengan banyak minyak,
mentega ataupun santan, lemak hewan, susu penuh (whole milk) dan cream.
5. Gunakan
garam beryodium
Konsumsi
natrium dalam garam dapur (natrium klorida) yang belebihan dapat memicu
terjadinya penyakit darah tinggi. Anjuran asupan natrium untuk penduduk
biasanya tidak lebih dari 3000 mg perhari yaitu kira-kira 1 sendok teh yang
digunakan dalam memasak.
6. Berikan
ASI saja pada bayi minimal sampai umur 4 bulan.
ASI adalah makan terbaik untuk bayi. Pada usia 0-4 bulan, bayi cukup diberi ASI (ASI eksklusif) karena ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang sehat.
ASI adalah makan terbaik untuk bayi. Pada usia 0-4 bulan, bayi cukup diberi ASI (ASI eksklusif) karena ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang sehat.
Kurang
gizi selama awal kehidupan atau bahkan saat di dalam kandungan juga memainkan
peranan penting pada timbulnya DM tipe 2 di kemudian hari setelah dewasa,
melalui mekanisme resistensi insulin.
7. Lakukan
kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
Kegiatan fisik dan olahraga bemanfaat bagi setiap orang karena dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.
Kegiatan fisik dan olahraga bemanfaat bagi setiap orang karena dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.
KESIMPULAN
Faktor penyebab
Diabetes Melitus Tipe 2 yaitu terjadinya resistensi tubuh terhadap efek insulin
yang diproduksi oleh sel beta pankreas. Keadaan ini akan menyebabkan kadar gula
dalam darah menjadi naik tidak terkendali. Kegemukan dan riwayat keluarga
menderita kencing manis diduga merupakan faktor resiko terjadinya penyakit ini.
Siklus Diabetes Melitus tipe 2 :
1. Lambung mengubah makanan menjadi
gula (glukosa)
2. Glukosa masuk ke dalam aliran
darah
3. Pankreas memproduksi insulin
4. Insulin masuk ke saluran darah
5. Glukosa tidak dapat masuk ke sel
tubuh, akibatnya glukosa menumpuk di pembuluh darah
Diabetes
Melitus tipe 2 merupakan penyakit yang diakibatkan produksi lemak yang terlalu
banyak. Untuk itu sebaiknya kita cegah penyakit tersebut dengan menjaga gizi
sehat dan seimbang, kurangi konsumsi makanan berlemak dan hidup sehat serta
berolahraga secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Fidianingsih, Ika. 2007. Sel Lemak Dan
Peranannya Dalam Penyakit. Jurnal UII, Volume 386. Hal 129-137.
Daliemunthe, Saidina Hamzah. 2006.
Diabetes Melitus.
Dentika Dental Jurnal, Volume 11 no.2. Hal 184-7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi teman-teman yang ingin berkomentar di persilahkan.
Terima kasih telah berkunjung :)