Sabtu, 03 Desember 2011

EKSTRAKSI MENGGUNAKAN METODE MASERASI


          Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang pekat terdesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dengan larutan di dalam sel.


          Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak dan lain-lain.

Kamis, 24 November 2011

EKSTRAKSI MENGGUNAKAN METODE PERKOLASI


Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan.
Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).
Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang. Sedangkan parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak mengandung senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam terlihat pada tetesan perkolat yang sudah tidak berwarna.
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
a.       Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.
b.      Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

Perkolasi Bertingkat
Dalam proses perkolasi biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia, maka terjadi aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan zat aktifnya. Proses poenyaringan tersebut akan menghasilkan perkolat yang pekat pada tetesan pertama dan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer.
Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dialkukan cara perkolasi bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang, disari dengan cairan penyari yang baru. Hal ini diharapkan agar serbuk simplisia tersebut dapat tersari sempurna. Sebaliknya serbuk simplisia yang baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh, dengan demikian akan diperoleh perkolat akhir yang jernih. Perkolat dipisahkan dan dipekatkan.
Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional, termasuk perusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara yang tepat, perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat ditetapkan :
1.Jumlah percolator yang diperlukan
2.Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi
3.Jenis cairan penyari
4.Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi
5.Besarnya tetesan dan lain-lain.
Percolator yang digunakan untuk cara perkolasi ini agak berlainan dengan percolator biasa. Percolator ini harus dapat diatur, sehingga:
1.Perkolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya
2.AmpAs dengan mudah dapat dikeluarkan.
Percolator diatur dalam suatu deretan dan tiap percolator berlaku sebagai percolator pertama. 

Perkolasi
Daun Kumis Kucing

Alat dan Bahan
Alat :
1.      Tabung perkolator
2.      Corong pisah 250 ml
3.      Batang pengaduk
4.      Gelas ukur 50 ml
5.      Cawan penguapan
6.      Erlenmeyer 250 ml
7.      Gelas kimia 300 ml
8.      Sendok tanduk
Bahan :
1.      Serbuk simplisia kumis kucing sebanyak 20 gram
2.      Cairan penyari etanol 50% sebanyak 150 ml
3.      Glas wool secukupnya


Cara Kerja
1.      Buatlah cairan penyari etanol 50% sebanyak 150 ml dari etanol 70% dengan cara menghitung terlebih volume etanol 70% dan volume aquades yang harus dikonsentrasikan.
C etanol yang tersedia x V etanol yang dibutuhkan  = C alkohol diinginkan x V alkohol diingikan
   70 x V etanol yang dibutuhkan  = 50 x 150
                                V etanol yang dibutuhkan  = 50 x 150
                                                                    70
                                V etanol yang dibutuhkan  = 107 ml
                              V aquades yang ditambahkan = 150 ml – 107 ml
                                                                    = 53 ml
Dari hasil perhitungan diatas, yang harus lakukan untuk membuat etanol 50% sebanyak 50 ml adalah dengan cara mengkonsentrasikan atau mencapur sebanyak 107 ml etanol 70% dengan aquades sebanyak 53 ml dalam gelas kimia yang tersedia.
2.      Timbang 20 gram serbuk simplisia kumis kucing dan masukkan ke dalam gelas kimia.
3.      Serbuk bahan dibasahi dengan cairan penyari sebanyak 50 ml.
4.      Tutup rapat dan diamkan selama 1jam.
5.      ditempatkan pada bejana silinder. Bagian bawah bejana diberi sekat berpori untuk menahan serbuk. Cairan penyari dialirkan dari atas kebawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel yang dilalui sampai keadaan jenuh.

Senin, 14 November 2011

EKSTRAKSI MENGGUNAKAN METODE INFUNDASI


     Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya untuk menyari kandungan zat aktif yang ada pada sediaan tanaman yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati. Infus adalah hasil dari proses ekstraksi dengan menggunakan metode infndasi dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.
Cara ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh perusahaan obat tradisional. Dengan beberapa modifikasi, cara ini sering digunakan untuk membuat ekstrak.
Infus dibuat dengan cara :
1.             Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan dan untuk karagen 10 kali bobot bahan.
2.             Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 900 – 980C. Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan. Pada simplisia tertentu tidak diambil 10 bagian bahan. Hal ini di sebabkan karena:
a.           Kandungan simplisia kelarutannya terbatas, misalnya kulit kina digunakan 6 bagian.
b.           Disesuaikan dengan cara penggunaannya dalam pengobatan, misalnya daun kumis kucing, sekali minum infuse 100cc karena itu diambil 1/2 bagian.
c.           Berlendir, misalnya karagen digunakan 11/2 bagian
d.          Daya kerjanya keras, misalnya digitalis digunakan 1/2 bagian.
3.             Untuk memindahkan penyarian kadang-kadang perlu ditambah bahan kimia misalnya:
a.           Asam sitrat untuk infuse kina
b.           Kalium atau Natrium karbonat untuk infuse kelembak
4.             Penyaringan dilakukan pada saat cairan masih panas, kecuali bahan yang mengandung bahan yang mudah menguap. Simplisia yang digunakan untuk pembuatan infuse harus mempunyai derajat kehalusan tertentu.
a.           Derajat kahalusan (2/3), misalnya : Daun kumis kucing, Daun sirih dan Akar manis.
b.           Derajat kehalusan (3/6), misalnya : Rimpang jeringau dan Akar kelembak.
c.           Derajat kehalusan (6/8), misalnya : Rimpang lengkuas, Rimpang temulawak
dan Rimpang jahe.
d.          Derajat kehalusan (8/24), misalnya : Kulit kina.

Jumat, 04 November 2011

Ekstraksi Tanaman Obat

Semester 3 ini di RSA kita diajari cara pengolahan tanaman obat secara ekstraksi. Adapun pengertian dari ekstraksi itu sendiri adalah proses pemisahan zat dari pelarutnya sehingga kita memperoleh suatu zat tertentu yang kita inginkan. Dalam proses ekstraksi tanaman obat ini zat yang ingin kita peroleh yaitu zat aktif dalam tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat untuk suatu penyekit. 
Adapun metode yang akan kita gunakan dalam proses ekstraksi ini adalah 
2. Perkolasi 
3. Destilasi
4. Maserasi
5. Sokletasi


Jumat, 15 April 2011

Menghilangkan Jerawat

Jerawat merupakan jenis penyakit kulit yang biasa ditemukan di semua kalangan, terutama remaja. Penyebabnya antara lain faktor keturunan, ketidak seimbangan hormon, bakteri, tekanan psikologis, dan cuaca. Umumnya jerawat muncul pada masa remaja, tapi tidak jarang orang dewasa yang mengalaminya. Bagi kaum perempuan jerawat bisa muncul apabila datang haid atau hamil dan bisa muncul di bagian tubuh mana saja, tidak hanya di wajah. Selain itu alergi terhadap obat tertentu juga dapat merangsang tumbuhnya jerawat. Munculnya jerawat juga sering dikaitkan dengan konsumsi makanan tertentu seperti kacang-kacangan, cokelat, atau goreng-gorengan. Semua tipe jerawat baik komedo, jerawat biasa, maupun jerawat batu memang sangat mengganggu. Namun cara-cara berikut ini dapat dilakukan sendiri guna mencegah maupun mengobati jerawat. Bahan-bahan berasal dari sekitar kita dengan cara yang tidak sulit dan menyita waktu.

Beberapa cara menghilangkan jerawat secara alami adalah :